Sunday, September 6, 2015

Gimana sih rasanya jadi tukang fotocopy?

Ilustrasi Tukang Fotocopy

Anda pasti pernah ke tempat fotocopy, entah untuk fotocopy dan jilid tugas sekolah, memperbanyak dokumen penting, dll. Kelihatannya pekerjaan yang mereka lakukan itu mudah, hanya menaruh kertas di mesin, menggunting, menempel, staples, dll. Padahal, yang mereka kerjakan itu tidak semudah yang kita lihat. Lho tau darimana? Saya tidak sembarang bilang, karena saya sudah pernah menjadi pekerja parttime sebagai tukang fotocopy selama 1 bulan. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya tersebut.


Oke, pertama, pekerjaan paling dasar dari seorang tukang fotocopy tentu saja meng-copy lembaran - lembaran dokumen yang diinginkan pelanggan menggunakan mesin fotocopy. Printer menggunakan tinta print untuk menghasilkan warna di kertas, sedangkan mesin fotocopy menggunakan semacam bubuk hitam yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Di bagian dalam mesin sebelah bawah ada semacam laci untuk menyimpan kertas berbagai ukuran (biasanya A4 dan F4) karena untuk copy A3 menggunakan slot berbeda. Ketika proses copy, tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang kertas tersumbat di mesin dan macet. Saat itu terjadi, saya harus membuka tempat mesin untuk mengambil kertas yang tersumbat. Nah, saat mengambil kertas yang tersangkut itu tidak jarang saya kesetrum ketika kulit saya bersentuhan dengan mesin, dan itu menjengkelkan. Selain itu, mesin harus dibersihkan dari debu secara berkala untuk menghindari kerusakan.

Masih di bagian mesin fotocopy, untuk melakukan tugasnya dengan baik, mesin fotocopy memiliki program. Pertama kali mencoba, pasti akan sering terjadi kesalahan karena mengatur program tersebut tidak mudah, butuh dipelajari juga seperti mempelajari programming di bangku kuliah. Ada mengatur koordinat xy, ada mengatur zoom, mengatur kertas, mengatur margin, mengatur ketebalan tinta, dan masih banyak lagi. Satu hal yang menjadi perhatian saya, ada peringatan bahaya radiasi laser di mesin fotocopy tersebut, tapi mengapa kita sering melihat tukang fotocopy dengan santainya membiarkan langsung tangannya terpapar radiasi laser tersebut? Mungkin akibat kurangnya pengetahuan.

Selain meng-copy, tukang fotocopy juga dihadapkan dengan menjilid dokumen. Menjilid ini tidak terlalu susah, selama tangannya terampil pasti akan menghasilkan hasil jilidan yang rapi. Namun harus berhati - hati menggunakan pisau cutter karena salah - salah, jari Anda yang akan terpotong. Jilid itu ada banyak macamnya, ada jilid biasa, jilid spiral, dan jilid buku. Yang tadi saya katakan mudah itu adalah jilid biasa. Jilid spiral mengharuskan kertas dilubangi dulu sebelum dijilid. Dan jilid buku mengharuskan buku disteples di steples raksasa dulu, di tempel cover, dan bagian isi buku yang keluar cover dipotong dengan pemotong besar. Untuk urusan staples, tukang fotocopy diharuskan bisa mensteples dengan kecepatan tinggi. Biasanya ini untuk staples soal - soal ujian titipan dari sekolah. Tukang fotocopy yang sudah sangat ahli bisa memberikan staples pada 4 bundel soal dalam waktu hanya...2 DETIK! Dengan trampil mereka memasukan tiap bundel di sela jari mereka dan mensteples dengan kecepatan tinggi. Ukuran staples yang digunakan di tempat fotocopy sangat banyak, sampai ada yang raksasa.

Ada satu hal yang terlewat. Sebelum dimasukkan ke dalam laci di mesin fotocopy, kertas 1 rim itu harus dikopyok terlebih dahulu. Saat kertas hasil copyan ingin dijilid juga sebaiknya dikopyok dulu supaya rapi dan rata. Kopyok itu seperti mengocok kartu. Seorang mandor fotocopy di tempat saya bekerja dulu sudah bekerja disana selama 7 tahun sehingga tangannya sangat terampil mengopyok kertas. Dia mengajari saya mengopyok selama 3 hari full dan itu memang sulit. Jadi tetap saja hasil kopyokan saya tidak terlalu sempurnya. Saat ini, biasanya tempat fotocopy tidak hanya menyediakan jasa fotocopy tapi juga jasa print dan rental komputer. Jadi, tukang fotocopy juga harus mengerti bagaimana cara print, scan, dll.

Sekian sharing pengalaman saya tentang menjadi tukang fotocopy. Semoga bermanfaat untuk Anda :).

No comments:

Post a Comment