Monday, September 14, 2015

Pengalaman Kuliah di Kedokteran Hewan UGM

Ilustrasi Dokter Hewan

Malam ini, saya mendapat suntikan tulisan dari seorang wanita yang merupakan calon dokter hewan dari UGM. Namanya, Rahmadila Rahardiani. Kakak cantik ini akan berbagi pengalamannya kuliah disana. Mau tau gimana pengalamannya? Langsung aja disimak, selamat membaca!


Hai :D
Ini request dari temanku buat sharing tentang prodi yang tengah saya geluti. Ah bahasanya gausah formal aja kali ya haha.

Jadi, aku mahasiswi tingkat 2 dari Kedokteran Hewan UGM.
"Halah, kenapa ambilnya kedokteran hewan? Kenapa ga KU atau KG aja?"
"Ah jurusan nanggung"
"Waah, suntikin sapi saya ya nanti"
"Kamu muslim kan? Kok ambil KH? Nanti pegang2 anjing"
"KH berarti harus suka hewan dong"
and soooo many statements and questions similar like those I've written.

Jawabannya adalah karena keterimanya disana haha. Keterimanya disana? Berarti memang aku daftar di prodi itu. Meskipun saat itu aku belum bener-bener paham sama apa yang aku pilih karena awalnya masih atas saran orang tua.

Setelah aku keterima dan menjalani hari-hari sebagai mahasiswi KH UGM, aku jadi tahu kalau kebutuhan dokter hewan di Indonesia itu masih jauh dari kata cukup. Soalnya, cuma ada 10 universitas di Indonesia yang punya program studi kedokteran hewan yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, Universitas Syiah Kuala, Universitas Brawijaya, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Universitas Nusa Tenggara Barat, Universitas Nusa Cendana, dan Universitas Hasanuddin.

Aku dan teman-teman satu angkatanku adalah angkatan kedua di FKH UGM yang pakai sistem perkuliahan SKS, dulunya pakai sistem blok. Kenapa SKS? Karena pembelajarannya lebih tertata, kita belajar dari dasarnya dulu misal nih anatomi, keadaan normal dari hewan. Setelah itu baru kita belajar bagaimana yang sakit, baru belajar bagaimana kita ngobatin dan mencegah penularan ke hewan lain. Pembelajarannya ada kuliah biasa layaknya mahasiswa pada umumnya, praktikum yang bisa 5 kali dalam satu minggu selama satu semester full, dan ada FGD (Focus Group Discussion).

Apa itu FGD? FGD itu semacam kelas dimana satu kelas Cuma diisi sekitar 15 orang dan satu dosen pembimbing. Disitu kami diberi kasus berdasarkan hal-hal yang udah dipelajari di perkuliahan. Jadi sesuai sama capability kami. Misal ya, di semester dua kami diberi kasus tentang sapi yang kembung dan diare. Kok bisa gitu? Iya dan diagnosanya ada banyak, bisa karena salah makan, bisa karena ada parasit (cacing). Kok bisa tahu? Ya soalnya kami udah dapat bekal tentang parasit, proses biokimia makanan sapi, dll di perkuliahan. Jadi bisa diterapkan saat FGD :D. FGD dilakukan tiap sebelum UTS dan UAS.

Selesai kuliah selama 4 tahun (bisa kurang atau lebih tergantung individu), kami mendapat gelar S.KH, lalu koas selama ± 1,5 tahun, dilantik barulah dapat gelar drh. Yeaaaaayyy 

Why do I so proud being a Vet soon to be? Karena kami punya slogan “Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang arti singkatnya adalah mensejahterakan manusia melalui hewan. Kami gak hanya ngurusin hewan, tapi kami juga punya tanggung jawab ke manusia. Tau zoonosis? Penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Dokter manusia bisa nyembuhin manusia yang terjangkit, lah hewannya? Ya sama dokter hewan dong hehe 

Apalagi yaaa, mmm masalah pekerjaan? Menurut OIE, ada 33 ranah kerja dokter hewan (bisa googling sendiri) jadi gak perlu khawatir jadi pengangguran.

Sementara cukup segini dulu yang bisa aku share, tapi yakin deh asik banget kuliah KH. Bisa jadi orang yang lebih peka dan peduli sama makhluk Tuhan yang paling seksi eh maksudnya makhluk ciptaan Tuhan selain manusia aja hehe hehe.


Terimakasih telah berkunjung!

5 comments:

  1. Aku pengen masuk ugm cita citaku adalah dokter hewan walaupun aku masih SD tapi aku yakin bisa

    ReplyDelete
  2. Aku pengen masuk ugm cita citaku adalah dokter hewan walaupun aku masih SD tapi aku yakin bisa

    ReplyDelete